Transcript
OS MIKROTIK SEBAGAI MANAJEMEN BANDWIDTH
DENGAN MENERAPKAN METODE
PER CONNECTION QUEUE
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh
Tafaul Mujahidin
09.21.0431
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM
YOGYAKARTA
2011
OS MIKROTIK SEBAGAI MANAJEMEN BANDWIDTH
DENGAN MENERAPKAN METODE
PER CONNECTION QUEUE
Tafaul Mujahidin
09.21.0431
Tanggal, 22 Februari 2011
MIKROTIK OS AS BANDWIDTH MANAGEMENT USE PER
CONNECTION QUEUE METHOD
OS MIKROTIK SEBAGAI MANAJEMEN BANDWIDTH
DENGAN MENERAPKAN METODE
PER CONNECTION QUEUE
Tafaul Mujahidin
Jurusan Teknik Informatika
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Bandwidth is a vital aspect of the Internet, without sufficient
bandwidth, a service that used Internet as the business Warnet, Game
Online, education, defense and security, online business, email service
providers and others will experience barriers in carrying out its activities.
The often arise problems in interne service provider is the arrangement or
bandwidth management. The implementation of bandwidth management
aims to optimize the available of bandwidth so as to provide a guarantee
bandwidth allocation to Internet users to be able to use the services needed
by as much as possible despite an interruption in the Internet network, such
as network congestion (over traffic) and the unstable of bandwidth received
by Internet service provider (ISP).
Bandwidth management in Mikrotik with PCQ method (Per
Connection Queue), in principle, using the queue method to balances the
bandwidth used on multiple clients. In OS mikrotik, PCQ is a program to
manage network traffic Quality of Service (QoS). The main purpose of this
method is to perform bandwidthsharing automatically and evenly to multi
client.
Work principle of PCQ method by applying simple queue or queue
trees is that if only one client who is actively using the bandwidth while
others will be in the idle position, then client can use the maximum
bandwidth available, but if other client is active, then maximal bandwidth
can be used by both client had a maximum bandwidth / 2, if there is another
client at the same time is active, each will receive a maximum allocation of
bandwidth / all clients, so that there will be a fair bandwidth distribution to all
clients.
Keywords
: Internet, Bandwidth Management, Mikrotik, PCQ, Queue Tree
Â
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat telah membuat
banyak perubahan bagi kehidupan manusia dewasa ini. Hal ini ditandai
dengan perkembangan teknologi berbagai perangkat keras maupun lunak
yang telahm embawa dampak yang cukup besar dalam hal penyajian
informasi. Penyajian informasi menjadi lebih cepat, lebih tepat dan lebih
akurat tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Jaringan komputer bukanlah sesuatu yang baru saat ini. Hampir di
setiap perusahaan terdapat jaringan komputer untuk memperlancar arus
informasi dalam perusahaan tersebut. Internet yang mulai popular sejak
beberapa tahun terakhir ini adalah suatu jaringan komputer raksasa yang
saling terhubung dan dapat saling berinteraksi. Hal ini dapat terjadi karena
adanya perkembangan teknologi jaringan yang sangat pesat, sehingga
dalam beberapa tahun saja jumlah pengguna jaringan komputer yang
tergabung dalam internet telah menjadi berlipat ganda.
Jaringan yang terhubung dengan internet, masalah kecepatan upload
maupun download merupakan hal yang sangat penting untuk
memperlancar transmisi data. Banyak hal yang dapat mempengaruhi
kecepatan dua proses tersebut, diantaranya yaitu besarnya bandwidth
yang digunakan jaringan tersebut dan seberapa efektif bandwidth tersebut
bisa dimanfaatkan. Bandwidth adalah suatu ukuran dari banyaknya
informasi yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat lain dalam satu
waktu tertentu.
Penggunaan bandwidth di sebuah jaringan seringkali kurang
dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya satu
atau lebih client yang menghabiskan kapasitas bandwidth dalam jaringan
tersebut untuk men-download atau untuk mengakses aplikasi-aplikasi yang
dapat menyita kapasitas bandwidth.
Jaringan internet seperti warnet (warung internet), sering kali terjadi
adanya dominasi bandwidth antar client yang diakibatkan salah satu atau
beberapa client melakukan download sehingga akan mengganggu client
lain. Salah satu solusi agar bandwidth dapat dimanfaatkan lebih optimal
adalah dengan mengelola bandwidth (bandwidth management) yang
tersedia dalam jaringan tersebut. Dengan demikian jika ada client yang
mengakses internet yang membutuhkan kapasitas bandwidth yang besar,
maka client lain tidak akan terganggu, karena tiap client sudah mempunyai
kapasitas bandwidth masing-masing yang dapat dipakai untuk mengakses
internet.
2. Landasan Teori
2.1 Tinjauan Pustaka
Priyanto dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Manajemen
Bandwidth Berbasis Sistem Operas
i Mikrotik” menerapkan sistem operasi
mikrotik sebagai bandwidth limiter untuk membagi bandwidth secara
merata ke beberapa client. Disini peranan router hanya untuk membagi
bandwidth dengan batasan-batasan tertentu, sehingga apabila hanya satu
client yang sedang running maka dia tidak dapat memperoleh bandwidth
secara keseluruhan tetapi sesuai dengan bandwidth yang telah dilimit
melalui router.
Persamaannya disini adalah bandwith sama-sama bisa dibagi
secara merata ke seluruh pc client dengan memberikan batasan limit
sesuai dengan bandwidth yang ada. Perbedaannya dengan skripsi yang
penulis buat adalah ditambahkannya metode PCQ dan juga penerapan
Queue Tree, dimana dengan menerapkan metode PCQ bandwidth bisa
dibagi secara otomatis oleh sistem dan batasan limit apabila bandwidth
digunakan hanya oleh satu client bisa mencapai keseluruhan bandwidth
yang ada.
2.2 Pengertian Mikrotik Router OS
Mikrotik RouterOS merupakan sistem operasi Linux base yang di
peruntukkan sebagai
network router.
Di desain untuk memberikan
kemudahan bagi penggunanya Administrasinya bisa di lakukan melalui
Windows Application (WinBox).
Selain itu instalasi dapat di lakukan pada
standard komputer PC (Personal Computer). PC yang akan di jadikan
router mikrotik pun tidak memerlukan
resource
yang cukup besar untuk
penggunaannya.
2.3 Pengertian Manajemen Bandwidth
Manajemen berasal dari kata "
to manage"
yang berarti mengatur,
mengurus atau mengelola, sedangkan Bandwidth adalah besaran yang
menunjukkan seberapa banyak data yang dapat dilewatkan
dalam koneksi melalui sebuah network.
Berdasarkan definisi diatas maka Manajemen Bandwidth
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan mengatur agar data yang lewat
tidak melebihi kapasitas maksimal di dalam sebuah jaringan komputer yang
terhubung dengan internet.
Pembagian bandwidth:
a. Yang dibagi jalurnya: dengan pembagian kanal (fix/statis)
b. Yang diatur datanya: dengan metode antrian (dinamis-tergantung jumlah
data yang lewat) terdiri dari:
-
prioritas (biasanya internet di perusahaan-perusahan)
-
identitas (tidak ada persaingan, diterapkan di ISP)
-
kelas (perpaduan identitas dan prioritas): (biasanya internet di
perusahaan)
Pembagian bandwidth biasanya 10% free dan yang di share 90 %, hal ini
digunakan untuk mengantisipasi bila suatu saat terjadi lonjakan aliran data
di jaringan tersebut. Saat melewati sebuah jaringan, sebuah data bisa
dipastikan akan mengalami penambahan ukuran karena setelah masuk ke
suatu jaringan, TCP/IP atau UDP akan menambahkan aneka informasi ke
dalam suatu file. Untuk mengetahui berapa ukuran sebenarnya dari suatu
file yang lewat di jaringan maka ada yang disebut sebagai Throughput yakni
ukuran data yang sebenarnya (tanpa informasi lain yang ditambahkan oleh
TCP/IP atau UDP).
3. Perancangan dan Implementasi
3.1 Topologi Jaringan PT Time Excelindo to Client
Distribusi bandwidth PT Time Excelindo ke client menggunakan
jaringan nirkabel melalui licence frekwensi 2,4 GHz maupun 5,8 GHz.
Pembangunan backbone data di Yogyakarta danJawa Tengah
meliputi wilayah sebagai berikut, Sleman, Kodya Yogyakarta, Bantul,
Klaten, Solo, Purworejo, Boyolali, Sragen, Salatiga, Magelang, Semarang,
Muria. Teknologi yang digunakan adalah Microwave band frekuensi 15
GHz, 7 GHz dengan kapasitas lebih dari 8 E1.
Gambar 3.4 Instalasi link TE to Client
Â
3.2 Permasalahan-permasalahan Yang Dihadapi Client
Salah satu contoh permasalahan yang dihadapi oleh beberapa klien
dari PT Time Excelindo adalah kurangnya SDM yang mampu mengelola
bandwidth yang telah mereka peroleh sehingga bisa digunakan secara
maksimal.
Contoh kasusnya adalah sebagai berkut:
Di client A (warnet) bandwidth yang dibeli dari PT Time Excelindo
adalah sebesar 1Mbps, dimana secara keseluruhan bandwidth tersebut
akan didistribusika ke jaringan lokal sejumlah 11 PC. 1 PC sebagai pc untuk
billing operator dan 10 PC sebagai pc client. Permasalahan yang dihadapi
oleh mereka adalah ketidakmampuan admin dalam memanajemen
bandwidth tersebut sehingga bisa digunakan secara merata ke seluruh pc
client.
Keluhan-keluhan dari pelanggan warnet adalah koneksi yang lambat
di salah satu pc client. Hal ini dikarenakan bandwitdh telah habis tersedot
oleh salah satu pc client yang melakukan download, terutama apabila ada
salah satu client yang menggunakan download manageryang sangat
berkemungkinan bisa menghabiskan bandwidth yang ada.
3.3 Solusi Permasalahan
Berdasarkan permasalahan tersebut, PT Time Excelindo
memberikan layanan kepada pelanggan yaitu disamping alokasi bandwidth
yang telah mereka peroleh terdapat juga layanan tambahan mulai dari
instalasi link sampai dengan melakukan instalasi router dan konfigurasi
serta manjemen bandwidth untuk lokal area network dimana salah satunya
adalah menerapkan metode manajemen bandwidth dengan PCQ (Peer
Connection Queuee) pada router OS mikrotik.
Manajemen bandwith dengan menerapkan metode PCQ
memberikan kemampuan untuk mengatur bandwidth jaringan dan
memberikan level layanan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas dari
masing-masing client secara dinamis sehingga bandwidth yang diperoleh
bisa diprgunakan oleh semua pc cient secara merata dan maksimal.
3.4 Rancangan Topologi
3.4.1 Topologi Jaringan Lokal Sebelum Penerapan Management
Bandwidth
Local: 192.168.0.1/27
192.168.0.2/27
192.168.0.3/27
192.168.0.4/27
192.168.0.5/27
192.168.0.6/27
192.168.0.7/27
192.168.0.8/27
192.168.0.9/27 192.168.0.11/27
192.168.0.10/27
Public: 202.91.11.250/29
U
p
:
5
1
2
/
d
o
w
n
:
1
5
3
6
K
b
p
s
U
p
:
0
/
d
o
w
n
:
0
U
p
:
0
/
d
o
w
n
:
0
U
p
:
0
/
D
o
w
n
:
0
U
p
:
0
/
D
o
w
n
:
0
U
p
:
0
/
D
o
w
n
:
0
U
p
:
0
/
D
o
w
n
:
0
U
p
:
0
/
D
o
w
n
:
0
U
p
:
0
/
D
o
w
n
:
0
U
p
:
0
/
D
o
w
n
:
0
Gambar 3.5 Topologi sebelum penerapan management bandwidth
Beradasarkan gambar diatas bandiwidth yang dialoksikan terhadap
client adalah sejumlah 1.5Mbps downstream dan 0.5Mbpps Upstream.
Tanpa penerapan manajemen bandwidth di router, tiap-tiap client
tidak akan bisa mendapatkan bandwidth secara merata. Bahkan apabila
ada satu client yang melakukan aktivitas download dan upload sejumlah
alokasi bandwidth yang didapat dari PT Time Excelindo, maka client yang
lain akan mengalami koneksi yang lambat bahkan tidak akan mendapatkan
jatah bandwidth sama sekali karena semua alokasi bandwidth habis
terpakai oleh satu pc client.
3.4.2 Topologi Jaringan Dengan Menerapkan Management Bandwidth
Local: 192.168.0.1/27
192.168.0.2/27
192.168.0.3/27
192.168.0.4/27
192.168.0.5/27
192.168.0.6/27
192.168.0.7/27
192.168.0.8/27
192.168.0.9/27 192.168.0.11/27
192.168.0.10/27
Public: 202.91.11.250/29
U
p
:
5
1
,
2
k
b
p
s
/
d
o
w
n
:
1
5
3
,
2
k
b
p
s
U
p
:
5
1
,
2
k
b
p
s
/
d
o
w
n
:
1
5
3
,
2
k
b
p
s
U
p
:
5
1
,
2
k
b
p
s
/
d
o
w
n
:
1
5
3
,
2
k
b
p
s
U
p
:
5
1
,
2
k
b
p
s
/
d
o
w
n
:
1
5
3
,
2
k
b
p
s
U
p
:
5
1
,
2
k
b
p
s
/
d
o
w
n
:
1
5
3
,
2
k
b
p
s
U
p
:
5
1
,
2
k
b
p
s
/
d
o
w
n
:
1
5
3
,
2
k
b
p
s
U
p
:
5
1
,
2
k
b
p
s
/
d
o
w
n
:
1
5
3
,
2
k
b
p
s
U
p
:
5
1
,
2
k
b
p
s
/
d
o
w
n
:
1
5
3
,
2
k
b
p
s
U
p
:
5
1
,
2
k
b
p
s
/
d
o
w
n
:
1
5
3
,
2
k
b
p
s
UP: 0.5Mbps/Down:1.5Mbps
Gambar 3.6 Topologi jaringan dengan manajemen badwidth
Penerapan manajemen bandwidth menggunakan metode PCQ akan
melakukan pembagian bandwidth secara merata keseluruh client pada
local area network dimana prosesnya bisa berjalan secara dinamis.
3.5 Langkah-langkah Pengerjaan
Langkah-langkah pengerjaan link dari TE ke client mulai dari tahap
survey sampai dengan pemasangan link dan instalasi router adalah
sebagai berikut:
a. Survey
b. Analisa data survey menggunakan software Google Earth dan
Pathloss
c. Instalasi radio wireless oleh tim transmisi
d. Instalasi dan konfigurasi router oleh tim IPDataCom
e. Trial koneksi bandwidth, link dan router
4. Hasil dan Pembahasan
4.1.1 Setting IP Address
Konfigurasi router untuk setting ip address:
[admin@FAUL] > ip address add address=192.168.0.1/27
interface=lan comment=“to LAN” disable=no
[admin@FAUL] > ip address add address =180.214.240.237/28
interface=Internet comment=”to Internet” disable=no
Gambar 4.1 Hasil konfigurasi ip address via terminal
Gambar 4.2 Hasil konfigurasi ip address via winbox
Perintah di atas digunakan untuk memasukkan ip ke
masing-masing interface yaitu lan yang digunakan untuk koneksi
menuju network local dan interface Internet yang digunakan untuk
koneksi ke jaringan internet.
4.1.2 Gateway
Konfigurasi router untuk ip gateway
[admin@TE] > ip route add gateway=180.214.244.225 dst-address =
0.0.0.0/0 comment=“gateway internet” mark=internet disable= no
Melihat hasil konfigurasi via terminal:
Gambar 4.3 Hasil konfigurasi gateway via terminal
Melihat hasil konfigurasi via winbox:
Gambar 4.4 Hasil konfigurasi gateway via winbox
4.1.3 Masqureade
Konfigurasi nat
[admin@TE] >ip firewall nat add chain=srcnat
src-address=192.168.0.0/27 action=masquerade
Â
Gambar 4.5 Hasil konfigurasi firewall nat masqurade
Ip masquerade adalah salah satu bentuk Network Address
Translation yang memungkinkan multi-host dalam sebuah jaringan
private untuk dapat terkoneksi ke internet melalui sebuah ip public
tunggal, masquerade berfungsi untuk mentranslasikan ip address dan
port dalam local area secara realtime.
4.1.4 Name Server
Konfigurasi DNS
[admin@TE] > ip dns set primary-dns=202.91.8.2
secondary-dns=202.91.8.3 allow-remote-request=yes
Gambar 4.6 Hasil konfigurasi DNS via terminal
Perintah diatas digunakan untuk mengarahkan paket yang
menuju router untuk diterjemahkan menuju DNS (Domain Name
System) primer dan sekunder yang berada di ruang NOC PT Time
Excelindo. Perintah allow-remote-request=yes digunakan agar
Â
client dapat menggunakan alamat ip gateway local untuk digunakan
sebagai DNS yang nantinya akan tetap diarahkan menuju alamat
DNS primer atau sekunder.
4.2 Hasil Konfigurasi PCQ
4.2.1 Konfigurasi PCQ
4.2.1.1 Mangle
Gambar 4.7 Schema Mangle untuk Packet Traffic
Keterangan gambar:
Mangle Mikrotik disini berfungsi sebagai pembelah IP traffic dan
memberi tanda (Mark) pada suatu IP traffic yang nanti akan di proses
selanjutanya sesuai kebutuhan jaringan kita. Mangle memiliki beberapa
komponen-komponen sebagai berikut:
-
Chain
Chain dimana rangkaian traffic yang akan kita proses sesuai kebutuhan kita
seperti :
Prerouting ini akan menyaring proses traffic dari sisi LAN ke Internet
atau yang lebih kita kenal dengan istilah Upload, jadi untuk semua proses
dari LAN kita mengambil Chain Prerouting.
Postrouting atau forward ini akan memproses semua traffic dari arah
Internet ke LAN atau yang kita kenal dengan sebutan Download, jadi untuk
semua proses dari Internet kita mengambil Chain Postrouting
-
Action
Action disini dimana proses Chain tadi akan kita tandai seperti:
Mark-connection ini akan menandai suatu traffic koneksi yang telah
berlangsung yang sudah kita ketahui servicenya jadi suatu traffic yang
sudah di pisah ini biar tidak nyampur dengan traffic koneksi yang lainnya.
Mark-packet ini akan menandai suatu traffic dengan nama paket yang akan
kita proses ke queue atau bandwith limiter. Jadi untuk sebuah bandwith
management disini kita harus mengenal terlebih dahulu traffic-traffic apa
saja yang perlu kita pisahkan lalu kita membagi bandwithnya. Dan yang
paling pokok disini adalah kita harus mengenal dulu protokol dan IP
Address
Konfigurasi mangle untuk Browsing:
Gambar 4.8 Konfigurasi mangle untuk bowsing
Konfigurasi mangle untuk upload
Â
Gambar 4.9 Konfigurasi mangle upload
Konfigurasi mangle untuk download
Gambar 4.10 Konfigurasi mangle download
Hasil konfigrasi
Gambar 4.11 Hasil konfigurasi mangle
Â
4.2.1.2 Tipe Queue
Konfigurasi selanjutnya adalah menentukan tipe pcq
berdasarkan aturan mangle yang telah kita buat. Tujuannya adalah
untuk memberikan penamaan atau tipe dari pcq itu sendiri dan juga
menentukan bandwidth limit untuk masing-masing tipe pcq yang akan
kita buat:
Gambar 4.12 Konfigursi untuk menentukan tipe PCQ
4.2.1.3 Queue Tree
Konfigurasi queue tree:
Gambar 4.13 Hasil konfigurasi queue tree
Queue yang dibuat berdasarkan konfigurasi diatas yaitu queue
main-browse yang berfungsi sebagai manajemen bandwidth untuk
user yang hanya melakukan browsing dimana batas limitnya adalah
1Mbps. Konfigurasi selanjutnya adalah queue untuk download yang
diberi nama main-download dimana limit untuk masing-masing client
adalah 256Mbps. Konfigurasi yang terakhir adalah konfigurasi upload
dimana limitnya adalah sebesar 128Mbps.
4.3 Analisa dan Pengujian Sistem
Pada bagian ini penulis menguji kinerja dari router mikrotik yang
telah dikonfigurasi sebagai manajemen bandwidth dengan metode Peer
Queue Connection dan menggunakan system antrian queue tree.
Ada beberapa kemungkinan yang terjadi dalam jaringan dimana
beberapa client mungkin saja melakukan aktivitas yang sama yaitu
download atau upload serta mungkin juga melakukan aktivitas yang
berbeda dimana beberapa client melakukan aktivitas upload sedangkan
client yang lain melakukan download.
Pengujian dilakukan menggunkan 2 PC laptop yang berlaku sebagai
client dan berikut adalah gambaran-gambaran real yang terjadi:
4.3.1 Test Download
4.3.1.1Test Download Sebelum Penerapan Manajemen Bandwidth
Gambar 4.14 Hasil download sebelum penerapan manajemen
bandwidth oleh 2 client secara bersamaan.
Ketarangan gambar:
Pada kondisi seperti gambar di atas, alokasi bandwidth yang
didistribusikan ke pc router adalah sebesar 2Mbps, dimana satu client
melakukan aktivitas download secara bersamaan ke url yang sama yaitu
http://www.avira.com/en/support-vdf-update-info
.
dari gambar tersebut bisa
disimpulkan bahwa distribusi bandwidth ke kedua pc client tidak
terdistribusi secara merata dikarenakan salah satu pc client menggunakan
software download manager. Hasil download yang diperoleh oleh client
yang menggunakan download manajer adalah sebesar 237,934 KB/s
sedangkan hasil download oleh client yang tidak menggunakan download
manajer adalah sebesar 12,3 KB/s. Hampir seluruh distribusi bandwidth ke
router diambil oleh pc client yang melakukan download dengan
menggunakan download manajer yaitu sebesar 8 x 237,934 KB/s=
1896KB.
Gambar 4.15 Kondisi trafik pada saat kedua client melakukan download
sebelum penerapan manajemen bandwidth
4.3.1.2 Test Download Setelah Penerapan Manajemen Bandwidth
Gambar 4.16 Hasil download setelah penerapan manajemen
bandwidth oleh 2 client secara bersamaan.
Ketarangan gambar:
Pada kondisi seperti gambar di atas, alokasi bandwidth yang
didistribusikan ke pc router adalah sebesar 2Mbps, dan download
maksimum yang dialokasikan adalah sebesar 256Mbps, pada gambar
diatas kedua client melakukan aktivitas download secara bersamaan ke url
yang sama yaitu
http://www.avira.com/en/support-vdf-update-info
.
dari
gambar tersebut bisa disimpulkan bahwa distribusi bandwidth ke kedua pc
client bisa terdirdistribusi secara merata meskipun salah satu client
menggunakan download manajer, bandwidth yang diterima oleh kedua
client tetap sama rata yaitu client1 yang melakukan download dengan
menggunakan download manajer memperoleh download sebesar 12,4KB/s
sedangkan client yang melakukan download tanpa menggunakan
download manajer memperoleh 12,8KB/s.
Â
4.3.1.3 Test Download dan Upload
.
Gambar 4.17 Trafik bandwidth pada saat client1 melakukan download
dan client2 melakukan upload
Keterangan gambar:
Pada kondisi seperti gambar di atas, alokasi bandwidth yang
didistribusikan ke pc router adalah sebesar 2Mbps, dan download
maksimum yang dialokasikan adalah sebesar 256Mbps, sedangkan alokasi
untuk browsing dan upload adalah sebesar 768Mbps. Aktivitas download
dan upload dilakukan secara bersamaan Dari gambar tersebut bisa
disimpulkan bahwa distribusi bandwidth ke kedua pc client bisa
terdirdistribusi sesuai dengan yang diinginkan dimana jumlah total
bandwidth untuk upload dan download adalah 1Mbps.
5. Kesimpulan
a. Selama melakukan pengujian terhadap bandwidth, masing-masing
client lokal bisa memperoleh bandwidth secara adil.
b. Alokasi bandwidth menuju jaringan lokal bisa terlimit dengan baik
pada saat client melakukan aktivitas download maupun upload, baik
pada saat ada client lokal yang melakukan aktivitas download
menggunakan download manajer.
c. Pada saat hanya terdapat satu client maka dia bisa memperoleh
keseluruhan bandwidth yang ada, sedangkan pada saat ada client
lain yang masuk maka maka router akan secara dinamis melakukan
pembagian bandwidth dari jumlah keseluruhan distribusi bandwidth
yang ada.
d. Semua interface dapat di monitor dengan baik di dalam mikrotik,
baik interface yang menuju jaringan lokal maupun interface yang
menuju internet.
e. Mikrotik dapat diterapkan pada semua Personal Computer (PC)
dengan syarat terdapat
Lan Card
dengan bus PCI.
DAFTAR PUSTAKA
Alviano.,2009.
http://vino-alviano.blogspot.com/2009/06/teknologi-jaringan_
23.html (3
Januari 2011)
Anonim., 2001. SejarahMikrotik, http://www.mikrotik.co.id (2
Januari 2011 jam 12:20)
Anonim., 2009.
http://wikanwiratmoko.blogspot.com/2009/02/bandwidth-manager-d
engan-pcq-di.html (2
Desember 2010 - 15:03)
Anonim.,2010.
http://id.wikipedia.org/wiki/Lebar_pita (3
Jauari 2011)
Anonim.,2010.
http://wiki.mikrotik.com/wiki/Manual:Queues_-_PCQ_Example
s
(2 Januari 2011
–
11.25)
Anonim., 2010.
http://sigitnote.wordpress.com/2010/05/15/mengatur-bandwidth-den
gan-pcq-di-mikrotik/
(2 Jauari 2011
–
00:25)
Ardiansyah, Dian, 2008, Teknologi jaringankomputer
Geonet_comp.,2007.
http://www.forummikrotik.com/qos-and-traffic-shaping/302-imp
lementasi-penggunaan-pcq-bagi-isp-untuk-mendapatkan-hasil
-yang-maksimal.html (10
April 2010)
Kustanto & Daniel T Saputro, 2008.Membangun Server Internet
dengan Mikrotik OS. Gava Media
Uye., 2008.
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1130597&page=3
(12
Maret 2010
–
01:12)
Yuhefizar.,2007.
http://ilmukomputer.org/2007/04/26/tutorial-lan-untuk-pemula
(2 Januari 2011)